NTT - Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kupang menyebutkan sebanyak 13 zona musim (zom) di wilayah Nusa Tenggara Timur saat ini tengah memasuki musim penghujan.
"Dari 21 zom di NTT, ada 13 zom yang sudah memasuki musim penghujan berdasarkan kondisi iklim dasarian (dasa harian), " kata Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang Rahmattulloh Adji di Kupang, Selasa (07/12/2021).
Dijelaskannya, hal tersebut berkaitan dengan informasi iklim dasarian di wilayah NTT yang diperbaharui per 30 November 2021.
Ke-12 zom di NTT yang sudah memasuki musim penghujan yaitu zom 241 wilayah Kabupaten Manggarai Barat bagian barat, zom 242 wilayah Manggarai Barat bagian Utara, Manggarai, Manggarai Timur, dan Ngada bagian utara, zom 243 wilayah Manggarai Barat bagian tenggara, serta bagian selatan Manggarai, Manggarai Timur dan Nagekeo, serta Ngada bagian selatan dan tenggara.
Zom 244 wilayah bagian tengah Ngada dan Nagekeo, Ende bagian barat, zom 245 wilayah bagian utara Nagekeo dan Ende, dan Sikka bagian barat, zom 246 wilayah Ende bagian selatan, zom 252 Sumba Barat Daya, Sumba Barat, dan Sumba Tengah bagian barat.
Selain itu zom 253 wilayah Sumba Tengah bagian timur, dan Sumba Timur bagian tengah, zom 255 Sumba Timur bagian selatan, zom 256 wilayah Sabu Raijua, zom 261 wilayah Kabupaten Kupang bagian timur, dan Timor Tengah Selatan bagian barat, zom 262 wilayah Kupang bagian utara dan Timor Tengah Selatan bagian barat, serta zom 263 wilayah Timor Tengah Utara bagian timur dan Belu bagian utara.
Rahmattulloh menambahkan, zona musim yang lain masih dalam masa transisi karena hujan yang terjadi belum masuk kriteria musim hujan.
Dia juga mengimbau para petani di wilayah zom yang sudah memasuki musim penghujan agar menyiapkan lahan secara baik sehingga bisa memproduksi tanaman yang cocok pada musim hujan guna menghindari gagal tanam.
Baca juga:
Deklarasi Cisadane Bebas Sampah 2045
|
Disisi lain, kata dia masyarakat juga perlu meningkatkan kewaspadaan terutama saat terjadi hujan dengan intensitas tinggi yang dapat berpotensi memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.